Adab Berteman dan Bertutur Kata yang Baik dalam Islam

Pendahuluan

www.gurukitaa.my.id - Islam adalah agama yang menekankan pentingnya akhlak dan adab dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu aspek penting dalam interaksi sosial adalah bagaimana kita berteman dan bertutur kata. Islam mengajarkan agar kita menjaga hubungan baik dengan sesama, berbicara dengan sopan, dan menghindari ucapan yang menyakiti orang lain.

Dalam artikel ini, kita akan membahas adab berteman dan bertutur kata yang baik dalam Islam, disertai dengan ayat Al-Qur’an, hadits Rasulullah ﷺ, perkataan ulama, serta contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Adab Berteman dalam Islam

Berteman dalam Islam bukan sekadar interaksi sosial, tetapi juga memiliki nilai ibadah. Teman yang baik akan membantu kita mendekatkan diri kepada Allah dan menjauhi keburukan.

1. Memilih Teman yang Baik

Islam mengajarkan agar kita berteman dengan orang-orang yang beriman dan memiliki akhlak yang baik. Rasulullah ﷺ bersabda:

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

"Seseorang itu mengikuti agama sahabat dekatnya. Maka hendaklah kalian memperhatikan siapa yang menjadi teman dekatnya." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Teman yang baik akan membawa kita ke dalam kebaikan, sementara teman yang buruk dapat menjerumuskan kita ke dalam keburukan.

2. Bersikap Tulus dalam Berteman

Persahabatan dalam Islam didasarkan pada keikhlasan dan kasih sayang karena Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ إِمَامٌ عَدْلٌ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Yahya dari ‘Ubaidullah berkata, telah menceritakan kepada saya Khubaib bin ‘Abdurrahman dari Hafsh bin ‘Ashim dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Ada tujuh (golongan orang beriman) yang akan mendapat naungan (perlindungan) dari Allah dibawah naunganNya (pada hari kiamat) yang ketika tidak ada naungan kecuali naunganNya. Yaitu; Pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ‘ibadah kepada Rabnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah, keduanya bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, “aku takut kepada Allah”, seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya, dan seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri sendirian hingga kedua matanya basah karena menangis”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Persahabatan yang tulus tidak didasarkan pada kepentingan duniawi, tetapi atas dasar keimanan dan kecintaan kepada Allah.

3. Menjaga Hak-Hak Teman

Seorang Muslim wajib menjaga hak-hak saudaranya, seperti menolong ketika dalam kesulitan, menutupi aib, serta tidak mengkhianati atau berkhianat. Rasulullah ﷺ bersabda:

اَلْـمُسْلِمُ أَخُوْ الْـمُسْلِمِ ،  لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ ، وَمَنْ كَانَ فِـيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ ، كَانَ اللهُ فِيْ حَاجَتِهِ ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ ، فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًـا ، سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

Seorang Muslim adalah saudara orang Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzhaliminya dan tidak boleh membiarkannya diganggu orang lain (bahkan ia wajib menolong dan membelanya)[1]. Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya, maka Allâh Azza wa Jalla senantiasa akan menolongnya. Barangsiapa melapangkan kesulitan orang Muslim, maka Allâh akan melapangkan baginya dari salah satu kesempitan di hari Kiamat dan barangsiapa menutupi (aib) orang Muslim, maka Allâh menutupi (aib)nya pada hari Kiamat. (HR. Bukhari dan Muslim)

Adab Bertutur Kata dalam Islam

Lisan adalah anugerah besar dari Allah yang harus digunakan dengan baik. Perkataan seseorang mencerminkan isi hatinya, dan dalam Islam, berbicara dengan adab adalah tanda keimanan.

1. Berkata yang Baik atau Diam

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Perkataan yang baik mencakup kata-kata yang jujur, sopan, dan bermanfaat. Sebaliknya, perkataan yang buruk seperti ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), dan ucapan kasar harus dihindari.

2. Berbicara dengan Lemah Lembut

Allah berfirman:

وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا
"Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia." (QS. Al-Baqarah: 83)

Perkataan yang lembut dapat menenangkan hati dan menjalin hubungan baik dengan sesama. Bahkan dalam berdakwah, Allah memerintahkan Nabi Musa dan Harun untuk berbicara dengan lembut kepada Firaun:

فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ
"Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Firaun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut."(QS. Thaha: 44)

Jika berbicara kepada Firaun yang zalim saja diperintahkan untuk lemah lembut, apalagi kepada saudara Muslim kita.

3. Menjaga Lisan dari Ucapan Buruk

Ucapan yang tidak baik dapat membawa keburukan di dunia dan akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ

"Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang diridhai Allah, yang sebelumnya ia tidak menganggapnya penting, namun dengan itu Allah mengangkatnya beberapa derajat. Dan sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang dimurkai Allah, yang sebelumnya ia tidak menganggapnya penting, namun dengan itu ia dilemparkan ke dalam neraka."(HR. Bukhari dan Muslim)

Perkataan Ulama tentang Adab Berteman dan Bertutur Kata

  • Imam Al-Ghazali berkata:
    "Lisan adalah cerminan hati. Jika lisannya baik, maka hatinya pun baik."

  • Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata:
    "Seorang mukmin berbicara dengan akhlak dan adab yang baik, karena lisan adalah cermin dari iman."

  • Imam Syafi’i berkata:
    "Jika seseorang ingin berbicara, hendaknya berpikir terlebih dahulu. Jika yang akan dikatakan itu baik, maka ucapkanlah. Jika buruk, maka diamlah."

Contoh Adab Berteman dan Bertutur Kata dalam Kehidupan Sehari-hari

  1. Mengucapkan salam ketika bertemu teman.
  2. Tidak berbicara kasar atau menghina orang lain.
  3. Menjaga rahasia teman dan tidak menyebarkan aibnya.
  4. Memberikan nasihat dengan cara yang lembut.
  5. Menggunakan kata-kata yang sopan kepada orang tua dan guru.
  6. Tidak memotong pembicaraan orang lain.
  7. Tidak menyebarkan berita hoax atau fitnah.

Kesimpulan

Islam mengajarkan umatnya untuk memiliki adab yang baik dalam berteman dan bertutur kata. Seorang Muslim harus memilih teman yang baik, menjaga hak-hak mereka, serta selalu berkata yang baik atau diam.

Menjaga lisan bukan hanya soal kesopanan, tetapi juga bagian dari ibadah yang memiliki dampak besar dalam kehidupan dunia dan akhirat. Dengan menjaga adab dalam berteman dan bertutur kata, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis, penuh kasih sayang, dan diridhai Allah.

Semoga kita semua dapat mengamalkan adab ini dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin.

Posting Komentar

0 Komentar