Berdakwah Sesuai Kemampuan: Memahami Hakikat dan Kewajiban Setiap Muslim

www.gurukitaa.my.id - Dakwah dalam Islam adalah usaha atau kegiatan mengajak, menyeru, dan mengingatkan umat manusia untuk mengikuti ajaran-ajaran Islam dan menjalankan perintah Allah SWT. Dakwah bertujuan untuk menyebarkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan, dan mengarahkan orang kepada jalan yang diridai oleh Allah SWT.

Secara bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab "da'wa" (دعوة) yang berarti seruan atau ajakan. Sedangkan dalam istilah Islam, dakwah merujuk pada seruan atau ajakan untuk mengajak orang kepada Islam, baik kepada Muslim maupun non-Muslim, dengan tujuan agar mereka memahami, mengimani, dan menjalankan ajaran agama secara benar.

Dakwah tidak hanya terbatas pada ceramah atau khutbah, tetapi bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti contoh keteladanan, tulisan, diskusi, dan karya-karya kreatif lainnya. Intinya, dakwah adalah upaya untuk menyampaikan pesan-pesan agama dengan penuh hikmah, kelembutan, dan kasih sayang sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.

Berdakwah adalah kewajiban yang penting. Namun, Islam menuntun kita untuk melakukannya dengan cara yang bijak, penuh hikmah, dan tentunya sesuai dengan kemampuan masing-masing individu. Dakwah tidak hanya tentang menyampaikan ilmu, tetapi juga tentang ketulusan hati untuk mengajak manusia menuju kebaikan, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki.

Perintah Dakwah dalam Al-Qur'an

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an untuk mengajak manusia kepada jalan-Nya dengan cara yang bijaksana:

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (Q.S. An-Nahl: 125)

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah menginginkan kita untuk menyampaikan kebaikan dengan bijaksana dan lembut, bukan dengan memaksa atau menyakiti hati orang lain. Menggunakan hikmah dalam berdakwah mengajarkan kita untuk memahami kondisi, situasi, dan cara terbaik dalam menyampaikan pesan Islam kepada orang lain.

Hadits Tentang Berdakwah Sesuai Kemampuan

Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada umatnya agar berdakwah sesuai dengan ilmu yang dimiliki. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم قال:«بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً، وَحَدِّثُوا عَنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَا حَرَجَ، وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ».  [صحيح] - [رواه البخاري] - [صحيح البخاري: 3461]

Abdullah bin 'Amr -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda,

"Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat, dan ceritakanlah riwayat dari Bani Israil, tidak apa-apa. Siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, hendaklah ia menempati tempat duduknya di neraka."  [Sahih] - [HR. Bukhari] - [Sahih Bukhari - 3461]

Hadits ini mengajarkan kita bahwa berdakwah tidak harus dilakukan dengan ilmu yang sangat luas, tetapi cukup dengan menyampaikan kebaikan yang kita pahami. Seseorang yang hanya mengetahui sedikit ilmu tetap dapat berdakwah dengan ilmu yang ia miliki, asalkan sesuai dengan pemahamannya dan tidak melampaui batas.

Pendapat Ulama tentang Berdakwah Sesuai Kemampuan

Para ulama juga mengajarkan pentingnya berdakwah sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki. Ibnul Qayyim berkata:

“Siapa yang mengajak manusia kepada Allah dengan kejahilan (kebodohan), maka dia telah membuat kerusakan yang lebih besar daripada kebaikan yang dia bawa.”

يَجِبُ عَلَيْهِ أَنْ يَقُومَ مِنْ الدَّعْوَةِ بِمَا يَقْدِرُ عَلَيْهِ إذَا لَمْ يَقُمْ بِهِ غَيْرُهُ فَمَا قَامَ بِهِ غَيْرُهُ سَقَطَ عَنْهُ وَمَا عَجَزَ لَمْ يُطَالَبْ بِهِ . وَأَمَّا مَا لَمْ يَقُمْ بِهِ غَيْرُهُ وَهُوَ قَادِرٌ عَلَيْهِ فَعَلَيْهِ أَنْ يَقُومَ بِهِ

“Setiap orang dari umat ini punya kewajiban untuk menyampaikan dakwah sesuai kemampuannya. Jika sudah ada yang berdakwah, maka gugurlah kewajiban yang lain. Jika tidak mampu berdakwah, maka tidak terkena kewajiban karena kewajiban dilihat dari kemampuan. Jika tidak ada yang berdakwah padahal ada yang mampu, maka ia terkena kewajiban untuk berdakwah” (Majmu’ Al Fatawa, 15: 166).

Penting untuk memahami bahwa berdakwah membutuhkan dasar ilmu yang benar. Mengajak kepada kebaikan harus berdasarkan pengetahuan yang kita kuasai. Tidak bijak apabila seseorang menyampaikan suatu hal yang ia sendiri belum pahami sepenuhnya, karena dapat menyebabkan salah pengertian dan bahkan fitnah.

Tujuan dan Manfaat Dakwah

Dakwah memiliki beberapa tujuan utama, antara lain:

1. Mengajak kepada Ketaatan kepada Allah SWT

Dakwah bertujuan utama untuk mengajak manusia agar mereka menyembah dan menaati Allah SWT dengan ikhlas serta menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

2. Membangun Akhlak yang Mulia

Dengan dakwah, masyarakat diajak untuk menerapkan akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-hari, seperti jujur, sabar, dan rendah hati, yang semuanya merupakan inti dari ajaran Islam.

3. Mengajak pada Kedamaian dan Persaudaraan

Dakwah juga berfungsi untuk menjaga kedamaian dan mempererat ukhuwah Islamiyah (persaudaraan) dengan mengajak manusia saling menghormati dan hidup berdampingan dengan damai.

4. Menjadi Saksi dan Teladan Bagi Orang Lain

Dengan berdakwah, seorang Muslim menjadi teladan dalam kebaikan, yang bisa diikuti oleh orang lain. Hal ini menegaskan peran umat Islam sebagai “khaira ummah” (umat terbaik) yang diutus untuk menyebarkan kebaikan.

5. Mencegah Kemungkaran dan Kerusakan

Dakwah mengajak manusia untuk menjauhi kemaksiatan dan kerusakan moral serta memperingatkan bahaya dari perbuatan dosa yang dapat membawa pada kehancuran pribadi dan masyarakat.

Cara Berdakwah Sesuai Kemampuan

1. Memulai dari Hal yang Diketahui  

Seseorang tidak perlu merasa terbebani untuk menyampaikan semua hal. Cukup sampaikan apa yang kita ketahui, sekecil apa pun, dengan ikhlas dan sabar.

2. Menggunakan Bahasa yang Mudah Dipahami  

Seorang da'i atau pendakwah harus mampu menyesuaikan bahasa dengan audien. Bahasa yang sederhana dan mudah dipahami akan lebih mudah diterima oleh orang lain.

3. Mencontohkan Akhlak yang Baik  

Selain berbicara, berdakwah juga bisa dilakukan dengan akhlak yang mulia. Rasulullah SAW dikenal karena akhlaknya yang baik sehingga menjadi contoh yang hidup bagi umatnya.

4. Belajar dan Mengembangkan Ilmu  

Agar dakwah tetap berkualitas, penting bagi seorang Muslim untuk selalu belajar dan memperluas ilmunya. Dengan demikian, ia akan semakin mantap dan tidak mudah terpengaruh oleh pandangan yang salah.

Metode Dakwah yang dapat diterapkan

Metode dakwah adalah cara-cara yang digunakan oleh seorang pendakwah untuk menyampaikan ajaran Islam agar dapat diterima dengan baik oleh orang yang didakwahi (mad'u). Dalam Islam, terdapat beberapa metode dakwah yang efektif untuk menarik perhatian, memberikan pemahaman, dan membimbing manusia menuju ajaran Allah SWT. Berikut adalah beberapa metode dakwah yang dianjurkan dalam Islam:

1. Dakwah Bil Hikmah (Dakwah dengan Kebijaksanaan)

Hikmah berarti kebijaksanaan dalam menyampaikan pesan. Metode ini mengajarkan kita untuk menyampaikan dakwah dengan penuh kehati-hatian dan memperhatikan situasi serta kondisi mad’u. Allah SWT berfirman:

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah (kebijaksanaan) dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik." (Q.S. An-Nahl: 125)

Dalam konteks ini, dakwah bil hikmah menuntut pendakwah untuk memahami karakter, latar belakang, dan situasi orang yang didakwahi, sehingga pesan Islam bisa diterima dengan lembut dan baik.

2. Dakwah Bil Mau’izhah Hasanah (Dakwah dengan Nasihat yang Baik)

Mau’izhah hasanah berarti nasihat yang baik. Metode ini menekankan pentingnya memberikan nasihat dengan cara yang lembut dan penuh kasih sayang. Mau’izhah hasanah bertujuan untuk menyentuh hati mad’u dengan kata-kata yang menenangkan dan memotivasi.

Sebagai contoh, ketika menyampaikan dakwah, seorang pendakwah bisa menggunakan kisah-kisah inspiratif dari Nabi dan para sahabat atau menceritakan tentang hikmah di balik perintah Allah, sehingga pesan tersebut dapat dipahami secara mendalam dan diterima dengan tulus.

3. Dakwah Bil Muqabalah (Dakwah dengan Diskusi atau Dialog)

Metode muqabalah adalah dakwah melalui dialog atau diskusi. Pendekatan ini sangat efektif untuk orang yang senang bertanya atau memiliki keraguan tentang Islam. Dakwah dengan cara berdiskusi memungkinkan adanya pertukaran pendapat, sehingga mad’u dapat memahami Islam lebih dalam dan menyelesaikan keraguannya.

Pendakwah dalam metode ini harus memiliki pengetahuan yang cukup dan kemampuan berkomunikasi yang baik, serta bersikap sabar dan terbuka untuk mendengarkan pandangan lawan bicara.

4. Dakwah Bil Qudwah (Dakwah dengan Keteladanan)

Qudwah berarti keteladanan. Dakwah bil qudwah adalah dakwah melalui tindakan atau perilaku yang menjadi teladan bagi orang lain. Metode ini sering dianggap sebagai yang paling efektif, karena contoh nyata dari seorang Muslim yang berakhlak baik dapat memberi pengaruh yang mendalam.

Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam hal ini, di mana akhlak beliau menjadi cerminan dari ajaran Islam itu sendiri. Dengan menunjukkan akhlak yang baik, seperti jujur, sabar, dan santun, seorang Muslim bisa mengajak orang lain kepada Islam tanpa harus berbicara banyak.

5. Dakwah Bil Ijtima’iyyah (Dakwah dengan Aktivitas Sosial)

Dakwah bil ijtima’iyyah adalah dakwah melalui kegiatan sosial atau kemasyarakatan. Metode ini dilakukan dengan cara ikut serta dalam kegiatan sosial, seperti membantu orang yang membutuhkan, memberikan pendidikan, atau berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat yang bermanfaat.

Melalui aktivitas sosial, seorang Muslim dapat menunjukkan nilai-nilai Islam yang peduli dan kasih sayang kepada sesama, sehingga orang yang melihat akan tertarik dengan ajaran Islam. Misalnya, dengan memberikan bantuan kepada korban bencana atau mengadakan bakti sosial, maka pesan Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam) dapat tersampaikan dengan baik.

6. Dakwah Bil Kitabah (Dakwah melalui Tulisan)

Dalam era modern ini, dakwah melalui tulisan menjadi salah satu cara yang sangat efektif. Metode kitabah atau tulisan bisa berbentuk buku, artikel, blog, atau konten di media sosial. Dakwah bil kitabah memungkinkan dakwah menjangkau lebih banyak orang tanpa terbatas oleh waktu dan tempat.

Misalnya, seorang pendakwah dapat menulis artikel tentang ajaran Islam di blog atau media sosial, sehingga orang dapat membaca dan mendapatkan ilmu kapan saja dan di mana saja. Dakwah melalui tulisan ini sangat sesuai untuk menjangkau generasi muda yang aktif di dunia digital.

7. Dakwah Bil Fann (Dakwah melalui Seni dan Budaya)

Dakwah bil fann adalah dakwah yang disampaikan melalui seni, seperti puisi, musik, kaligrafi, atau drama. Metode ini dapat menjangkau orang-orang yang menyukai seni dan budaya. Dalam sejarah Islam, banyak ulama dan tokoh yang menggunakan seni sebagai media dakwah.

Misalnya, wali songo di Indonesia menyampaikan ajaran Islam melalui kesenian, seperti wayang dan lagu-lagu tradisional. Dakwah bil fann dapat menjadi sarana untuk mendekatkan Islam kepada masyarakat dengan cara yang lebih menarik dan mudah diterima.

8. Dakwah Bil Amal (Dakwah dengan Pekerjaan/Profesi)

Dakwah bil amal adalah dakwah yang dilakukan melalui profesi atau pekerjaan sehari-hari. Dalam profesi apa pun, seorang Muslim bisa menunjukkan nilai-nilai Islam, seperti bekerja dengan jujur, amanah, profesional, dan memberikan pelayanan terbaik.

Misalnya, seorang dokter Muslim dapat menyebarkan kebaikan Islam melalui pelayanan kesehatan yang baik dan ramah kepada pasien. Dakwah bil amal memungkinkan kita untuk berdakwah dalam setiap pekerjaan yang dilakukan, sehingga Islam dapat terlihat sebagai agama yang memberi manfaat bagi semua.

Manfaat Dakwah dalam Islam

Dakwah, yaitu mengajak manusia kepada jalan Allah, memiliki banyak manfaat dan keutamaan dalam Islam. Dakwah tidak hanya mengajarkan kebenaran, tetapi juga menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah dan menebar kebaikan di masyarakat. Berikut adalah beberapa manfaat dakwah yang ditekankan dalam ajaran Islam:

1. Mendapat Pahala yang Terus Mengalir

Dakwah yang kita lakukan dengan niat ikhlas akan mendatangkan pahala yang terus mengalir, bahkan setelah kita meninggal dunia. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun." (Hadits Shahih Muslim No. 4831 - Kitab Ilmu)

2. Berdakwah dan mengajarkan kebaikan kepada sesama merupakan amalan mulia 

yang mendapatkan tempat istimewa di sisi Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ، لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ
Sesungguhnya Allâh , malaikat dan para penghuni langit dan bumi, sampai seekor semut dan ikan di laut mendoakan orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia. [HR. At-Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani]

3. Islam sangat menghargai ilmu dan orang-orang yang mengajarkannya. 

Dalam sebuah hadis, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menegaskan keutamaan seorang alim (orang yang berilmu) dibandingkan dengan seorang abid (ahli ibadah):
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ قَالَ ذُكِرَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلَانِ أَحَدُهُمَا عَابِدٌ وَالْآخَرُ عَالِمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ صَحِيحٌ قَالَ سَمِعْت أَبَا عَمَّارٍ الْحُسَيْنَ بْنَ حُرَيْثٍ الْخُزَاعِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ الْفُضَيْلَ بْنَ عِيَاضٍ يَقُولُ عَالِمٌ عَامِلٌ مُعَلِّمٌ يُدْعَى كَبِيرًا فِي مَلَكُوتِ السَّمَوَاتِ
dari [Abu Umamah Al Bahili] ia berkata; "Dua orang disebutkan di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, salah seorang adalah ahli ibadah dan yang lain seorang yang berilmu, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Keutamaan seorang alim dari seorang abid seperti keutamaanku dari orang yang paling rendah di antara kalian, " kemudian beliau melanjutkan sabdanya: "Sesungguhnya Allah, MalaikatNya serta penduduk langit dan bumi bahkan semut yang ada di dalam sarangnya sampai ikan paus, mereka akan mendoakan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib shahih. Perawi berkata; "Aku mendengar Abu 'Ammar Al Husain bin Huraits Al Khuza'I berkata; Aku mendengar Al Fudlail bin Iyadl berkata; "Seorang alim yang mengamalkan ilmunya dan mengajarkan ilmunya akan dipanggil besar oleh para Malaikat yang ada di langit."[HR. Tirmidzi]

Penutup: Berdakwah dengan Keikhlasan

Berdakwah adalah tugas mulia dan tidak harus dilakukan oleh orang-orang tertentu saja. Setiap Muslim memiliki kewajiban untuk menyampaikan kebaikan, namun hendaknya dilakukan dengan cara yang bijaksana, sesuai dengan kemampuan, dan diiringi keikhlasan. Dengan berdakwah secara ikhlas, tidak mengharapkan pujian atau balasan dari manusia, semoga dakwah yang kita sampaikan membawa manfaat dan kebaikan bagi kita dan orang-orang di sekitar kita.

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.(Q.S. Al-Maidah: 2)

Semoga kita termasuk dalam golongan yang senantiasa diberi petunjuk oleh Allah SWT untuk menjalankan dakwah dengan hikmah, penuh keikhlasan, dan bermanfaat bagi orang lain.

Posting Komentar

0 Komentar