Follower Sejati adalah Amal yang Mengiringi hingga Akhirat

www.gurukitaa.my.id - Di era digital ini, istilah "follower" sudah tidak asing lagi. Istilah ini merujuk pada orang-orang yang mengikuti akun media sosial seseorang, terus memantau setiap postingan dan perkembangan dalam kehidupannya. Namun, ada hal yang lebih penting dari sekadar "follower" di dunia maya, yaitu "follower" sejati yang akan menemani kita hingga akhirat. Follower sejati ini bukanlah harta atau keluarga, melainkan amal kebaikan yang kita lakukan selama hidup di dunia.

Amal sebagai Follower Sejati

Dalam Islam, amal adalah "follower" sejati yang akan mengikuti kita hingga ke alam barzakh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عن أنس رضي الله عنه مرفوعاً: «يَتْبَعُ الميتَ ثلاثةٌ: أهْلُه ومَالُه وعَمَلُه، فيرجع اثنان ويَبْقى واحد: يرجع أهْلُه ومَالُه، ويبقى عَمَلُه».  [صحيح] - [متفق عليه]

Dari Anas -raḍiyallāhu 'anhu-, dari Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, beliau bersabda, "Mayat itu akan diikuti oleh 3 perkara: keluarga, harta dan amalnya. Dua perkara akan pulang kembali, dan yang satu akan tinggal (bersamanya). Keluarga dan hartanya akan kembali, dan yang tinggal adalah amalnya."  (Hadis sahih - Muttafaq 'alaih)

Hadits ini mengingatkan kita bahwa ketika seseorang meninggal, hanya amal kebaikan yang akan terus bersamanya di alam kubur. Harta dan keluarga yang kita miliki di dunia akan kembali, tetapi amal akan terus menemani kita, menjadi penentu nasib kita di akhirat kelak.

Follower Susulan: Amal Jariyah yang Tak Pernah Terputus

Selain amal yang kita lakukan selama hidup, ada pula yang disebut sebagai "follower susulan" atau amal jariyah. Amal jariyah adalah amal yang pahalanya terus mengalir meskipun kita sudah meninggal dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ». [صحيح] - [رواه مسلم] - [صحيح مسلم: 1631]

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda : "Apabila manusia meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah yang mengalir, ilmu yang dimanfaatkan, dan anak saleh yang mendokannya."  (Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Muslim)

Nabi Muhammad ﷺ menjelaskan bahwa ketika seseorang meninggal dunia, seluruh amalannya akan terputus, kecuali tiga perkara yang terus memberikan kebaikan karena ia menjadi penyebabnya:

  1. Sedekah Jariyah : Ini adalah sedekah yang pahalanya terus mengalir dan berkelanjutan, tidak terhenti meskipun orang yang bersedekah telah meninggal dunia. Contohnya adalah wakaf, membangun masjid, membuat sumur, atau bentuk-bentuk amal lainnya yang terus memberi manfaat kepada orang lain.
  2. Ilmu yang Bermanfaat : Ilmu yang diajarkan dan dimanfaatkan oleh banyak orang juga akan terus memberikan pahala kepada orang yang menyebarkan ilmu tersebut, meskipun ia telah meninggal dunia. Ini bisa berupa menulis buku-buku ilmiah, mengajarkan ilmu kepada orang lain, atau menyebarkan pengetahuan yang bermanfaat, yang kemudian digunakan oleh orang lain.
  3. Anak Saleh yang Mendoakan : Anak yang saleh dan beriman yang terus mendoakan kebaikan untuk kedua orang tuanya setelah mereka meninggal dunia. Doa dari anak yang sholeh akan menjadi salah satu sumber pahala yang terus mengalir bagi orang tua yang telah tiada.

Ketiga amal ini memberikan kesempatan bagi seseorang untuk tetap mendapatkan pahala dan kebaikan di akhirat, meskipun jasadnya telah berpisah dari dunia ini.

Sepuluh Amal Jariyah yang Menyusul

Berikut ini adalah sepuluh jenis amal jariyah yang disebutkan dalam berbagai hadits:

  1. Mengajarkan ilmu yang bermanfaat : Ilmu yang diajarkan dan bermanfaat bagi orang lain akan terus menjadi sumber pahala.
  2. Mengalirkan sungai : Membuat saluran air yang bermanfaat bagi banyak orang.
  3. Membuat sumur : Menyediakan air bersih bagi masyarakat.
  4. Menanam kurma dan pepohonan lainnya : Tanaman yang terus memberikan manfaat akan menjadi sumber pahala.
  5. Membangun masjid : Fasilitas ibadah yang digunakan umat Islam.
  6. Membagi-bagikan mushaf Al-Qur’an : Memberikan Al-Qur’an kepada orang lain.
  7. Mendidik anak menjadi sholeh : Anak yang sholeh yang mendoakan orang tuanya setelah wafat.
  8. Membangun rumah dan mewakafkannya : Rumah yang digunakan oleh orang-orang yang membutuhkan.
  9. Sedekah jariyah : Memberikan sedekah yang manfaatnya terus dirasakan oleh orang lain.
  10. Berjihad di jalan Allah : Berjuang untuk menegakkan kebenaran.

Amal Jariyah: Warisan yang Abadi

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا ، أَوْ أَجْرَى نَهْرًا ، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا ، أَوَ غَرَسَ نَخْلًا ، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ، أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا ، أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ

"Ada tujuh perkara yang pahalanya tetap mengalir untuk seorang hamba setelah ia meninggal, padahal ia berada di dalam kuburnya: (1) orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan, (2) orang yang mengalirkan sungai, (3) orang yang membuat sumur, (4) orang yang menanam kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang memberi mushaf Al-Qur’an, dan (7) orang yang meninggalkan seorang anak yang senantiasa memohonkan ampun untuknya setelah ia wafat."(HR. Al-Bazzar, hadits hasan)

Amal jariyah adalah warisan abadi yang kita tinggalkan. Semakin banyak amal jariyah yang kita lakukan, semakin banyak pula pahala yang akan terus mengalir, menjadi bekal di akhirat kelak. Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk memperbanyak amal jariyah, sehingga kita bisa berbahagia di hari penimbangan amal dengan kebaikan yang menyusul.

Sebagaimana hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا».  [صحيح] - [رواه مسلم] - [صحيح مسلم: 2674]

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

"Siapa yang mengajak kepada petunjuk (kebajikan), maka ia mendapatkan pahala yang semisal dengan pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Sebaliknya, siapa yang mengajak kepada kesesatan, maka ia menanggung dosa yang semisal dengan dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun."  (Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Muslim)

Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadi ladang amal jariyah bagi kita semua. Aamiin.

Posting Komentar

0 Komentar