Hikmah di Balik Ujian Sakit

www.gurukitaa.my.id - Dalam hidup ini,  kita akan menghadapi ujian dan cobaan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sunnatullah (aturan Allah dalam kehidupan). Manusia akan diuji dalam berbagai aspek kehidupannya, baik dalam hal yang diinginkan dalam hal ini kebaikan-kebaikan maupun yang tidak diinginkan yaitu keburukan-keburukan.

sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an : 

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

"Setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang sebenar-benarnya. Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan." (QS. Al-Anbiya: 35).

Ibnu Abbas RA, menjelaskan tentang tafsir Surat Al Maidah ayat 35 ini yaitu : kita memahami bahwa ujian yang dimaksud tidak terbatas pada hal-hal yang menyenangkan saja, tetapi juga mencakup kesulitan, penyakit, dan kefakiran. Semua itu merupakan bagian dari ujian yang Allah berikan kepada hamba-Nya.

Sakit sebagai Ujian dan Rahmat

Sakit adalah salah satu ujian yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang beriman ataupun yang tidak beriman. Namun, dibalik cobaan ini, terdapat rahasia dan hikmah yang tidak dapat kita ketahui dengan akal manusia.

عن صُهيب بن سِنان الرومي رضي الله عنه مرفوعاً: «عجَبًا لِأَمر المُؤمِن إِنَّ أمرَه كُلَّه له خير، وليس ذلك لِأَحَد إِلَّا لِلمُؤمِن: إِنْ أَصَابَته سَرَّاء شكر فكان خيرا له، وإِنْ أَصَابته ضّرَّاء صَبَر فَكَان خيرا له».  [صحيح] - [رواه مسلم]

Dari Ṣuhaib bin Sinān Ar-Rūmi -raḍiyallāhu 'anhu- secara marfū', "Sangat mengagumkan sekali keadaan orang Mukmin itu. Semua keadaannya itu merupakan kebaikan baginya, dan yang demikian itu berlaku hanya bagi orang Mukmin. Apabila dia mendapatkan kelapangan hidup, ia pun bersyukur, maka hal itu adalah kebaikan baginya. Apabila dia ditimpa oleh kesulitan (musibah), ia pun bersabar dan hal ini pun merupakan kebaikan baginya."  Hadits shahih - Diriwayatkan oleh Muslim

Sakit sebagai Penghapus Dosa

Walaupun Penyakit memiliki dampak buruk tetapi juga memiliki kebaikan di sisi Allah, karena dapat menjadi sebab pengampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan oleh hamba-Nya. Rasulullah SAW bersabda : 

عن أبي سعيد وأبي هريرة رضي الله عنهما مرفوعاً: «ما يُصيب المسلم من نَصب، ولا وصَب، ولا هَمِّ، ولا حَزن، ولا أَذى، ولا غَمِّ، حتى الشوكة يُشاكها إلا كفر الله بها من خطاياه».  [صحيح] - [متفق عليه]

Abu Sa'īd dan Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan secara marfū': "Tidaklah seorang muslim ditimpa kepayahan, sakit, dukacita, kesedihan, penderitaan, dan kesusahan hingga duri yang menusuknya melainkan Allah menghapus dosa-dosanya dengan sebab itu."  {Hadis sahih - Muttafaq 'alaih}

Sakit sebagai Pembersih Diri

Penyakit juga dapat menjadi penyucian bagi seorang mukmin. Allah SWT berfirman : 

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

"Dan apa saja musibah yang menimpamu, maka itu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dosamu." (QS. Asy-Syura: 30).

Sakit sebagai Jaminan Keselamatan dari Neraka

Rasulullah SAW mengajarkan bahwa penyakit dapat menjadi jaminan keselamatan dari api neraka. Beliau bersabda, 

عن جابر رضي الله عنه : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم دخل على أُمِّ السَّائِب، أو أُمِّ المُسَيَّب رضي الله عنها فقال: «ما لك يا أمَّ السَّائِب -أو يا أمَّ المُسَيَّب- تُزَفْزِفِينَ؟» قالت: الحُمَّى لا بارك الله فيها! فقال: «لا تَسُبِّي الحُمَّى فإنها تُذهب خَطَايَا بَنِي آدم كما يذهب الكِيْرُ خَبَثَ الحديد».  [صحيح] - [رواه مسلم]

Dari Jābir -raḍiyallāhu 'anhu- bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- masuk menemui Ummu As-Sā`ib atau Ummu Al-Musayyab -raḍiyallāhu 'anhā-, lalu bersabda, "Ada apa denganmu, wahai Ummu As-Sā`ib - atau Ummu Al-Musayyab- gemetar (seperti itu)?" Ia menjawab, "Demam, semoga Allah tidak memberkahinya." Lantas beliau bersabda, "Janganlah engkau memaki demam, karena demam itu menghapus dosa-dosa bani Adam seperti tempaan api pada besi yang menghilangkan karat besi."  {Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Muslim}

Sakit sebagai Jaminan masuk Surga

عن عبد الله بن عباس رضي الله عنهما أنه قال لعطاء بن أبي رباح: ألاَ أُريكَ امرأةً مِن أَهلِ الجَنَّة؟ قال عطاء: فَقُلت: بَلَى، قال: هذه المرأة السَّوداء أَتَت النَّبي صلى الله عليه وسلم فقالت: إِنِّي أُصرَع، وإِنِّي أَتَكَشَّف، فَادعُ الله تعالى لِي، قال: «إِن شِئتِ صَبَرتِ ولَكِ الجَنَّةُ، وَإِن شِئْتِ دَعَوتُ الله تعالى أنْ يُعَافِيك» فقالت: أَصبِرُ، فقالت: إِنِّي أَتَكَشَّف فَادعُ الله أَن لاَ أَتَكَشَّف، فَدَعَا لَهَا.  
[صحيح] - [متفق عليه]

Dari Abdullah bin Abbas -raḍiyallāhu 'anhumā- bahwasannya dia berkata kepada Aṭā` bin Abi Rabāḥ, "Maukah engkau, kutunjukkan seorang wanita yang termasuk ahli Surga?" Aku menjawab, "Iya." Ia berkata, "Wanita yang berkulit hitam ini, ia pernah datang kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- lalu mengadu, "Sesungguhnya saya mempunyai penyakit ayan dan aurat saya terbuka karenanya. Oleh karena itu, mohonkanlah kepada Allah agar aku diberi kesembuhan." Beliau bersabda, "Jika engkau mau bersabar maka engkau mendapat Surga, dan jika engkau mau, aku pun akan berdoa kepada Allah agar menyembuhkanmu. Wanita itu menjawab, "Aku akan bersabar." Kemudian dia berkata, "Wahai Rasulullah, auratku terbuka karenanya, maka mohonkanlah kepada Allah agar auratku tidak terbuka." Maka Rasulullah pun berdoa untuknya.  {Hadis sahih - Muttafaq 'alaih}

Dalam hadis tersebut dikemukakan bahwa Ibnu Abbas -raḍiyallāhu 'anhuma- berkata kepada muridnya, Aṭā` bin Abi Rabāḥ, "Maukah engkau, kutunjukkan seorang wanita yang termasuk ahli Surga?" Aku menjawab, "Iya." Ia berkata, "Wanita yang berkulit hitam ini." Seorang wanita yang diremehkan dan tidak dikenal banyak orang. Dia menderita penyakit ayan dan auratnya sering terbuka. Lantas dia memberitahu Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan meminta kepada beliau agar mendoakannya supaya Allah menyembuhkannya dari penyakit ayan. Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda kepadanya, "Jika engkau mau, aku akan berdoa kepada Allah agar menyembuhankanmu, dan jika engkau mau bersabar maka engkau mendapatkan Surga." Wanita itu menjawab, "Aku akan bersabar." Meskipun dia akan menderita dan merasakan sakit dari penyakit ayan. Akan tetapi dia bersabar demi meraih Surga. Hanya saja dia berkata, "Wahai Rasulullah, auratku terbuka karenanya, maka mohonkanlah kepada Allah agar auratku tidak terbuka." Maka Rasulullah berdoa kepada Allah agar auratnya tidak terbuka. Dengan demikian, wanita itu tetap menderita penyakit ayan tetapi auratnya tidak terbuka.

Dari semua hikmah ini, kita dapat memahami bahwa penyakit bukanlah sesuatu yang semata-mata buruk. Di balik ujian tersebut, tersimpan berbagai rahasia dan kebaikan yang dapat membawa kita lebih dekat kepada Allah SWT. Oleh karena itu, mari kita hadapi setiap cobaan dengan kesabaran dan rasa syukur, karena di dalamnya terdapat rahmat dan kebaikan yang tak terhingga dari Sang Pencipta. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi segala ujian hidup ini. Aamiin.😊

Posting Komentar

0 Komentar