Adab Berdoa kepada Allah SWT

www.gurukitaa.my.id - Doa merupakan salah satu ibadah yang penting dalam Islam. Ia adalah sarana utama untuk berkomunikasi dengan Sang Pencipta, mengungkapkan kebutuhan, harapan, dan rasa syukur kita kepada-Nya. Namun, dalam berdoa, adab atau tata cara yang benar sangatlah penting. Artikel ini akan menjelaskan pentingnya adab berdoa kepada Allah SWT dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pentingnya Berdoa dalam Islam

Doa memiliki posisi yang sangat penting dalam Islam. Al-Qur'an dan hadis-hadis Rasulullah SAW menyatakan keutamaan dan kekuatan doa. Rasulullah SAW bersabda, 

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدُّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ ابْنِ لَهِيعَةَ

dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Doa adalah inti ibadah." Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits gharib dari sisi ini, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Ibnu Luhai'ah. {Hadits Jami' At-Tirmidzi No. 3293 - Kitab Do'a}

Ini menunjukkan betapa pentingnya doa dalam memperkuat ikatan spiritual kita dengan Allah SWT.

Pengertian Adab dalam Berdoa

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata adab dalam bedoa yaitu :

adab n kehalusan dan kebaikan budi pekerti; kesopanan; akhlak

sedangkan doa yaitu doa n permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan.

sedangkan menurut istilah :

  1. Al-Jurjani mengatakan : Adab adalah proses memperoleh ilmu pengetahuan yang dipelajari untuk mencegah pelajar dari bentuk kesalahan. Definisi ini menekankan aspek pembelajaran untuk mencegah kesalahan.
  2. Ibrahim Anis mengatakan : Adab adalah ilmu yang membahas nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan manusia. Dalam konteks ini, adab dipahami sebagai pengetahuan tentang nilai-nilai moral dan perilaku manusia.
  3. Ahmad Amin mengatakan : Adab adalah kebiasaan baik dan buruk. Definisi ini menyoroti adab sebagai perilaku atau kebiasaan yang dianggap baik atau buruk dalam masyarakat.
  4. Soegarda Poerbakawatja mengatakan : Adab adalah budi pekerti, watak, dan kesusilaan yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliknya dan terhadap sesama manusia. Definisi ini menekankan hubungan antara adab dengan karakter dan moralitas individu.
  5. Hamzah Ya’qub mengatakan : Adab adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, terpuji dan tercela, dalam perkataan atau perbuatan manusia, baik secara lahir maupun batin. Definisi ini menekankan peran adab dalam menentukan batasan antara perilaku yang dianggap baik dan buruk dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun Doa menurut istilah yaitu  merupakan permohonan atau permintaan dari seorang hamba kepada Tuhan dengan menggunakan lafal yang dikehendaki dan dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan, atau meminta sesuai dengan hajatnya atau memohon perlindungan kepada Allah SWT.

bedasarkan pengertian Adab dalam berdoa di atas baik secara bahasa maupun istilah, mengacu pada tata cara atau ilmu yang benar dan etika yang harus kita ikuti ketika berkomunikasi dengan Allah SWT. Ini mencakup sikap hati yang tulus, penuh kekhusyukan, dan penuh penghormatan terhadap Sang Pencipta.

Adab Berdoa kepada Allah SWT

1. Niat yang tulus: Sebelum berdoa, hendaknya kita memiliki niat yang tulus, yaitu berdoa hanya untuk mencari keridhaan Allah SWT. karena sesunggunya Sesungguhnya amal itu bergantung dengan niat dan pengharapan, dan setiap mukmin akan mendapatkan sesuai dengan niatnya

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَقَّاصٍ عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Yahya bin Sa'id dari Muhammad bin Ibrahim dari Alqamah bin Waqash dari Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan.". {Hadits Shahih Al-Bukhari No. 52 - Kitab Iman}

dan di dalam Surah Al-An'am Ayat 162 Allah berfirman :

قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam." (QS Al-An'am: 162)

2. Cara Khusyuk: Berdoa dengan penuh kekhusyukan adalah kunci untuk menciptakan hubungan yang dalam dengan Allah SWT. hal ini sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad di dalam berdoa yaitu :

Doa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam

حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ حَمَّادٍ الْمِصْرِيُّ أَنْبَأَنَا اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَخِيهِ عَبَّادِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْأَرْبَعِ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ وَمِنْ دُعَاءٍ لَا يُسْمَعُ

Telah menceritakan kepada kami Isa bin Hammad Al Mishri telah memberitakan kepada kami Al Laits bin Sa'd dari Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi dari saudaranya yaitu 'Abbad bin Abu Sa'id bahwa dia mendengar Abu Hurairah berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari empat perkara; dari ilmu yang tidak bermanfa'at, dari hati yang tidak khusyu' dari jiwa yang tidak puas dan dari do'a yang tidak di dengar."{Hadits Sunan Ibnu Majah No. 3827 - Kitab Doa}

3. Memulai dengan memuji Allah SWT (Tahmid): Sebelum memohon, kita harus memuji Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. hal ini sebagimana yang telah dianjurkan oleh Rosulullah Saw di dalam sebuah hadits :

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ أَنَّهُ سَمِعَهُ مِنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ الْأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَدْ سَأَلَ اللَّهَ بِاسْمِهِ الْأَعْظَمِ الَّذِي إِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى وَإِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Waki' dari Malik bin Mighwal bahwa dia mendengar dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya dia berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mendengar seseorang mengucapkan; "Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu, bahwasanya Engkau adalah Allah Yang Maha Esa, Yang Bergantung pada-Nya segala sesuatu, yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh dia telah meminta kepada Allah dengan nama-Nya yang Agung, yang apabila diminta dengan menyebut-Nya, pasti akan di beri dan apabila berdo'a dengan menyebut-Nya pasti akan di kabulkan." {Hadits Sunan Ibnu Majah No. 3847 - Kitab Doa}

4. Mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW: Merupakan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk mengucapkan shalawat kepada Nabi sebelum atau sesudah berdoa. Rosulullah Saw bersabda di dalam sebuah hadits :

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ الْمُقْرِيُّ حَدَّثَنَا حَيْوَةُ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو هَانِئٍ الْخَوْلَانِيُّ أَنَّ عَمْرَو بْنَ مَالِكٍ الْجَنْبِيَّ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ فَضَالَةَ بْنَ عُبَيْدٍ يَقُولُ سَمِعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يَدْعُو فِي صَلَاتِهِ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَجِلَ هَذَا ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ اللَّهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ لْيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ لْيَدْعُ بَعْدُ بِمَا شَاءَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yazid Al Muqri telah menceritakan kepada kami Haiwah, ia berkata; telah menceritakan kepadaku Abu Hani` Al Khaulani bahwa 'Amr bin Malik Al Janbi telah mengabarkan kepadanya bahwa ia mendengar Fadhalah bin 'Ubaid berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendengar seseorang berdoa dalam shalatnya dan tidak mengucapkan shalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang ini telah tergesa-gesa." Kemudian beliau memanggilnya dan berkata kepadanya atau kepada orang lain: "Apabila salah seorang diantara kalian melakukan shalat maka hendaknya ia memulai dengan memuji Allah kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berdoa setelah itu dengan doa yang ia kehendaki." Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih. {Hadits Jami' At-Tirmidzi No. 3399 - Kitab Do'a}

5. Menyebutkan nama-nama Allah dengan sifat-sifatNya yang mulia: Menyebutkan nama-nama Allah SWT dengan penuh penghormatan dan merenungkan sifat-sifat-Nya yang mulia.

6. Memohon dengan penuh keyakinan (yaqin): Percayalah bahwa Allah SWT mendengar setiap doa dan Dia Maha Mendengar serta Maha Mengetahui.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ سَمِعْت عَبَّاسًا الْعَنْبَرِيَّ يَقُولُ اكْتُبُوا عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُعَاوِيَةَ الْجُمَحِيِّ فَإِنَّهُ ثِقَةٌ

dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai." Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur ini. Saya mendengar Abbas Al 'Anbari berkata; tulislah dari Abdullah bin Mu'awiyah Al Jumahi bahwa ia adalah orang yang tsiqah. {Hadits Jami' At-Tirmidzi No. 3401 - Kitab Do'a}

7. Mengakui kesalahan dan memohon ampunan: Sebelum memohon sesuatu, hendaknya kita mengakui dosa-dosa kita dan memohon ampunan kepada Allah SWT. hal ini sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Adam As di dalam Al Qur'an Surat Al-A'raf ayat 23 :

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ 

Artinya: Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi {QS. Al A'raf ayat 23}

8. Berdoa dengan ucapan yang jelas dan tegas: Ungkapkanlah kebutuhan dan harapan kita kepada Allah SWT dengan bahasa yang jelas dan tegas.

9. Bersyukur atas nikmat yang telah diberikan: Selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada kita.

10. Bersabar dalam menunggu jawaban doa: Kadang-kadang jawaban doa tidak langsung terwujud, tetapi kita harus bersabar dan tetap yakin bahwa Allah SWT akan menjawab doa kita pada waktu yang tepat.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ 

dari Abu Hurairah dari Nabi shalallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Akan dikabulkan doa salah seorang diantara kalian selama ia tidak terburu-buru, maksud terburu-buru, ia berkata; aku telah berdoa namun tidak dikabulkan doaku." Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih. {Hadits Jami' At-Tirmidzi No. 3309 - Kitab Do'a}

11. Menghadap Arah Kiblat : salah satu sunnah Nabi Muhammad Saw di dalam berdoa yaitu menghadap arah kiblat hal ini pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad ketika meminta hujan.

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى هَذَا الْمُصَلَّى يَسْتَسْقِي فَدَعَا وَاسْتَسْقَى ثُمَّ اسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ وَقَلَبَ رِدَاءَهُ

Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Wuhaib telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Yahya dari 'Abbad bin Tamim dari Abdullah bin Zaid dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju tempat shalat ini untuk meminta hujan, lalu beliau berdo'a miminta hujan dengan menghadap ke Kiblat dan membalikkan selendangnya."{Hadits Shahih Al-Bukhari No. 5867 - Kitab Do`a}

12. Mengangkat kedua tangan dan membasuh wajah : hal ini seringkali kita lakukan yaitu mengangkat kedua tangan pada saat berdoa dan pada akhir doa kita mengusap wajah kita. demikianlah sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ حَدَّثَنَا عَائِذُ بْنُ حَبِيبٍ عَنْ صَالِحِ بْنِ حَسَّانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ كَعْبٍ الْقُرَظِيِّ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَعَوْتَ اللَّهَ فَادْعُ بِبُطُونِ كَفَّيْكَ وَلَا تَدْعُ بِظُهُورِهِمَا فَإِذَا فَرَغْتَ فَامْسَحْ بِهِمَا وَجْهَكَ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin As Shabah telah menceritakan kepada kami 'Aidz bin Habib dari Shalih bin Hasan dari Muhammad bin Ka'ab Al Qurtzi dari Ibnu Abbas dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila kamu berdo'a kepada Allah, maka berdo'alah dengan kedua telapak tanganmu, jangan berdo'a dengan punggung telapak tangan, jika kamu telah selesai, maka basuhlah wajahmu dengan kedua telapak tangan tersebut." {Hadits Sunan Ibnu Majah No. 3856 - Kitab Doa}

Contoh-contoh Adab Berdoa dari Sunnah

Rasulullah SAW telah memberikan banyak contoh tentang adab berdoa melalui hadis-hadisnya. Salah satu contohnya adalah doa Rasulullah ketika beliau bangun dari tidur.

حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي السَّفَرِ عَنْ أَبَي بَكْرِ بْنِ أَبِي مُوسَى عَنْ الْبَرَاءِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ قَالَ اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ أَمُوتُ وَإِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Mu'adz telah menceritakan kepada kami Bapakku telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Abdullah bin Abus Safar dari Abu Bakr bin Abu Musa dari Al Barra' bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak tidur, maka beliau membaca doa: "ALLOOHUMMA, BISMIKALLOOHUMMA AHYAA WABISMIKA AMUUTU" Ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati." Apabila bangun dari tidur, maka beliau membaca doa: 'ALHAMDU LILLAAHIL LADZII AHYAANAA BA'DA MAA AMAATANAA WAILAIHINNUSYUURU' Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan hanya kepada-Nyalah tempat kami kembali."{Hadits Shahih Muslim No. 4886 - Kitab Dzikir, doa, taubat dan istighfar}

Hindari Hal-hal yang Mengurangi Keberkahan Doa

1. Hindari berdoa dengan harta yang haram, 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ { يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنْ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ } وَقَالَ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ } قَالَ وَذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَهُ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَإِنَّمَا نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ فُضَيْلِ بْنِ مَرْزُوقٍ وَأَبُو حَازِمٍ هُوَ الْأَشْجَعِيُّ اسْمُهُ سَلْمَانُ مَوْلَى عَزَّةَ الْأَشْجَعِيَّةِ

dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah Maha Baik dan hanya menerima yang baik, sesungguhnya Allah memerintahkan kaum mukminin seperti yang diperintahkan kepada para rasul, Dia berfirman: "Wahai para rasul, Makanlah dari yang baik-baik dan berbuatlah kebaikan, sesungguhnya Aku mengetahui yang kalian lakukan." Dia juga berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, makanlah yang baik-baik dari rizki yang Ku berikan padamu." Lalu beliau menyebutkan tentang orang yang memperlama perjalanannya, rambutnya acak-acakan dan berdebu, ia membentangkan tangannya ke langit sambil berdo'a; "Ya Rabb, ya Rabbi, " sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diliputi dengan yang haram, lalu bagaimana akan dikabulkan do'anya." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib. Kami hanya mengetahuinya dari hadits Fudlail bin Marzuq. Abu Hazim adalah Al Asyja'i, namanya adalah Salman, bekas budak 'Azzah Al Asyja'i. {Hadits Jami' At-Tirmidzi No. 2915 - Kitab Tafsir al Qur`an}

2. Meminta hal yang bertentangan dengan kehendak Allah SWT, 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو اللَّهَ بِدُعَاءٍ إِلَّا اسْتُجِيبَ لَهُ فَإِمَّا أَنْ يُعَجَّلَ لَهُ فِي الدُّنْيَا وَإِمَّا أَنْ يُدَّخَرَ لَهُ فِي الْآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يُكَفَّرَ عَنْهُ مِنْ ذُنُوبِهِ بِقَدْرِ مَا دَعَا مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ أَوْ يَسْتَعْجِلْ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَسْتَعْجِلُ قَالَ يَقُولُ دَعَوْتُ رَبِّي فَمَا اسْتَجَابَ لِي قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ

dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seseorang yang berdo'a kepada Allah kecuali akan dikabulkan untuknya, baik akan disegerakan di dunia atau dijadikan tabungan di akhirat atau akan menghapus dosa-dosanya sesuai dengan do'a yang ia lantunkan, selama ia tidak berdo'a untuk kemaksiatan atau memutus tali silaturrahmi atau terburu-buru." Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah! Bagaimana ia terburu-buru? Beliau bersabda: "Ia berkata, aku telah berdoa akan tetapi Rab-ku tidak juga mengabulkan untukku." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya gharib." {Hadits Jami' At-Tirmidzi No. 3531 - Kitab Do'a}

3. Meremehkan waktu-waktu mustajab doa, Di waktu malam ada satu waktu yang doa sangat mustajab

و حَدَّثَنِي سَلَمَةُ بْنُ شَبِيبٍ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ أَعْيَنَ حَدَّثَنَا مَعْقِلٌ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مِنْ اللَّيْلِ سَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ

Dan telah menceritakan kepadaku Salamah bin Syabib telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin A'yan telah menceritakan kepada kami Ma'qil dari Abu Zubair dari Jabir bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya di antara waktu malam itu terdapat suatu saat, tidaklah seorang muslim menemui saat itu dan memohon kebaikan kepada Allah, kecuali Allah akan memperkenankannya." {Hadits Shahih Muslim No. 1260 - Kitab Shalatnya musafir dan penjelasan tentang qashar}

4. Mengingkari kekuatan doa. Hendaknya seorang hamba berbaik sangka kepada Allah dalam berdoa dan meyakini bahwa doa tersebut akan diijabah Allah.

حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ بُرْقَانَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ الْأَصَمِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا دَعَانِي قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Waki' dari Ja'far bin Burqan dari Yazid bin Al Asham dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Allah berfirman: Aku berada pada prasangka hamba-Ku terhadapKu dan Aku bersamanya bila ia menyeruKu." Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih. {Hadits Jami' At-Tirmidzi No. 2310 - Kitab Zuhud}

5. Serta menggantungkan harapan hanya pada upaya manusia, hal tersebut dapat menghalangi akan diijabahnya doa seorang hamba.

Menerapkan adab dalam berdoa merupakan kunci untuk membangun hubungan yang berkualitas dengan Allah SWT. Doa yang diiringi adab dan keikhlasan akan lebih berpeluang dikabulkan dan mendatangkan keberkahan dalam hidup. Marilah kita bersama-sama meningkatkan kualitas doa kita dengan memperhatikan adab-adab yang telah diajarkan dalam Islam.

Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya adab dalam berdoa dalam Islam. Terima kasih!

Posting Komentar

0 Komentar