BUDAYA SALING MENASIHATI


www.gurukitaa.my.id - nasihat yang baik sangatlah berguna bagi seseorang yang diberikan nasihat ataupun orang yang memberikan nasihat, sama halnya seseorang yang HP-nya tertinggal di sebuah warung, kemudian ada seseorang yang menemukan HP tersebut lalu orang tersebut mengingatkan pemilik HP bahwa HP-nya tertinggal. dengan ditemukannya HP tersebut begitu bahagianya pemilik HP . itulah gambaran betapa berharga dan pentingnya nasihat bagi orang yang diberikan nasihat. sebagaimana firman Allah di dalam Al Qur'an :

وَذَكِّرْ فَاِنَّ الذِّكْرٰى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِيْنَ

Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin. (Q.S Az Zariyat ayat 55)

lalu bagaimana dengan orang yang memberikan nasihat ? dengan memberikan nasihat kepada orang lain orang tersebut akan mendapatkan pahala disisi Allah selama nasihat tersebut diamalkan oleh orang yang ia nasihati. sebagaimana sabda Rosulullah Saw :

من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه

“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893)

Maka pemberi nasihat dan orang yang diberi nasihat sama-sama mendapatkan kebaikan dan kebahagiaannya masing-masing. untuk itu mari kita saling menasihati dan saling mengingatkan, hal itu lebih baik dari pada kita menghabiskan waktu dengan mencari-cari kesalahan orang lain atau membicarakan keburukan orang lain, yang dapat membuat kita rugi di dunia dan akhirat sebagaimana sabda Rosulullah :

أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ? قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ

 فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ 

“Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang bangkrut) itu?” 

Para sahabat menjawab, ”Muflis (orang yang bangkrut) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.” 

Tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Muflis (orang yang bangkrut) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka” (HR. Muslim)

berdasarkan hadits di atas betapa meruginya seseorang yang menghabiskan hidupnya untuk hal-hal yang sia-sia (mendzolimi orang lain) dengan perbuatan tersebut dapat menggugurkan pahala yang selama ini ia kumpulkan.

untuk itu wahai sahabat-sahabatku mari kita meningkatkan keimanan kita kepada Allah agar kita dimudahkan dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya, lebih cinta untuk saling menasihati dan membenci saling mencaci dan membicarakan keburukan orang lain.

akhir kata semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang istiqomah di dalam keimanan dan ketaqwaan..aamiin yaa Robbal 'Aalamiin


Posting Komentar

0 Komentar